☆ Bismillahirrahmanirrahiim ☆
Assalamu'allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.....
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berdzikir kepada
Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (Az-Zumar: 22)
Sahabat Saudaraku Fillah
Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba
selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta’ala.
An-Naar (neraka) adalah diciptakan untuk melunakkan qalbu yang keras.
Qalbu yang paling jauh dari Allah adalah qalbu yang keras, dan jika
qalbu sudah keras mata pun terasa gersang. Qalbu yang keras ditimbulkan
oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: makan, tidur, bicara,
dan pergaulan.
Sebagaimana jasmani jika dalam keadaan
sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, demikian pula
qalbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan
keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan mempan padanya nasehat.
Barangsiapa hendak mensucikan qalbunya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.
Karena qalbu yang tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Allah
subhanahu wa ta’ala, sekadar tergantungnya jiwa dengan hawa nafsunya.
Banyak orang menyibukkan qalbu dengan gemerlapnya dunia. Seandainya
mereka sibukkan dengan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala dan negeri
akhirat tentu qalbunya akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah
dan ayat-ayat-Nya yang nampak ini, dan ia pun akan menuai hikmah-hikmah
yang langka dan faedah-faedah yang indah. Jika qalbu disuapi dengan
berdzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan,
ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.
Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta
memeganginya akan masuk dalam golongannya. Kecuali jika mereka
menghidupkan qalbu dan mematikan hawa nafsunya.
Adapun mereka yang membunuh qalbunya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya.
Rapuhnya qalbu adalah karena lalai dan merasa aman, sedang makmurnya
qalbu karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan dzikir. Maka
jika sebuah qalbu merasa zuhud dari hidangan-hidangan dunia, dia akan
duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebaliknya jika ia ridha
dengan hidangan-hidangan dunia, ia akan terlewatkan dari hidangan
akhirat.
Kerinduan bertemu Allah subhanahu wa ta’ala
adalah angin semilir yang menerpa qalbu, membuatnya sejuk dengan
menjauhi gemerlapnya dunia. Siapapun yang menempatkan qalbunya disisi
Rabb-nya, ia akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yang
melepaskan qalbunya di antara manusia, ia akan semakin gundah gulana.
Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam qalbu
yang mencintai dunia kecuali seperti masuknya unta ke lubang jarum
(sesuatu yang sangat mustahil).
Jika Allah subhanahu wa
ta’ala cinta kepada seorang hamba, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan
memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmat-Nya,
dan Ia akan memilihnya di antara hamba-hamba-Nya, sehingga hamba itu pun
akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah. Lisannya senantiasa
basah dengan berdzikir kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk
berkhidmat kepada-Nya.
Qalbu bisa sakit sebagaimana
sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat. Qalbu pun
bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan
berdzikir. Qalbu bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian
keindahannya adalah taqwa. Qalbu pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana
badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa
ta’ala, cinta, tawakkal, bertaubat dan berkhidmat untuk-Nya.
☆ Semoga Bermanfaat ☆
ღ•Sahabat Saudaraku fillah..Silakan di Tag/Share semua Untuk Umat dan
Syiar Islam,,Bantu Tag Sahabat-sahabat yang lain…. Jazzakumullahu
khayran wa Barakallahu fiikum.☆ Bismillahirrahmanirrahiim ☆
☆ Qalbu Mengeras Karena Jauh Dari Allah ☆
Assalamu'allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.....
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berdzikir kepada
Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (Az-Zumar: 22)
Sahabat Saudaraku Fillah
Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba
selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta’ala.
An-Naar (neraka) adalah diciptakan untuk melunakkan qalbu yang keras.
Qalbu yang paling jauh dari Allah adalah qalbu yang keras, dan jika
qalbu sudah keras mata pun terasa gersang. Qalbu yang keras ditimbulkan
oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: makan, tidur, bicara,
dan pergaulan.
Sebagaimana jasmani jika dalam keadaan
sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, demikian pula
qalbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan
keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan mempan padanya nasehat.
Barangsiapa hendak mensucikan qalbunya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.
Karena qalbu yang tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Allah
subhanahu wa ta’ala, sekadar tergantungnya jiwa dengan hawa nafsunya.
Banyak orang menyibukkan qalbu dengan gemerlapnya dunia. Seandainya
mereka sibukkan dengan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala dan negeri
akhirat tentu qalbunya akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah
dan ayat-ayat-Nya yang nampak ini, dan ia pun akan menuai hikmah-hikmah
yang langka dan faedah-faedah yang indah. Jika qalbu disuapi dengan
berdzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan,
ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.
Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta
memeganginya akan masuk dalam golongannya. Kecuali jika mereka
menghidupkan qalbu dan mematikan hawa nafsunya.
Adapun mereka yang membunuh qalbunya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya.
Rapuhnya qalbu adalah karena lalai dan merasa aman, sedang makmurnya
qalbu karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan dzikir. Maka
jika sebuah qalbu merasa zuhud dari hidangan-hidangan dunia, dia akan
duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebaliknya jika ia ridha
dengan hidangan-hidangan dunia, ia akan terlewatkan dari hidangan
akhirat.
Kerinduan bertemu Allah subhanahu wa ta’ala
adalah angin semilir yang menerpa qalbu, membuatnya sejuk dengan
menjauhi gemerlapnya dunia. Siapapun yang menempatkan qalbunya disisi
Rabb-nya, ia akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yang
melepaskan qalbunya di antara manusia, ia akan semakin gundah gulana.
Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam qalbu
yang mencintai dunia kecuali seperti masuknya unta ke lubang jarum
(sesuatu yang sangat mustahil).
Jika Allah subhanahu wa
ta’ala cinta kepada seorang hamba, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan
memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmat-Nya,
dan Ia akan memilihnya di antara hamba-hamba-Nya, sehingga hamba itu pun
akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah. Lisannya senantiasa
basah dengan berdzikir kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk
berkhidmat kepada-Nya.
Qalbu bisa sakit sebagaimana
sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat. Qalbu pun
bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan
berdzikir. Qalbu bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian
keindahannya adalah taqwa. Qalbu pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana
badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa
ta’ala, cinta, tawakkal, bertaubat dan berkhidmat untuk-Nya.
☆ Semoga Bermanfaat ☆
ღ•Sahabat Saudaraku fillah..Silakan di Tag/Share semua Untuk Umat dan
Syiar Islam,,Bantu Tag Sahabat-sahabat yang lain…. Jazzakumullahu
khayran wa Barakallahu fiikum.☆ Bismillahirrahmanirrahiim ☆
☆ Qalbu Mengeras Karena Jauh Dari Allah ☆
Assalamu'allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.....
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berdzikir kepada
Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (Az-Zumar: 22)
Sahabat Saudaraku Fillah
Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba
selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta’ala.
An-Naar (neraka) adalah diciptakan untuk melunakkan qalbu yang keras.
Qalbu yang paling jauh dari Allah adalah qalbu yang keras, dan jika
qalbu sudah keras mata pun terasa gersang. Qalbu yang keras ditimbulkan
oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: makan, tidur, bicara,
dan pergaulan.
Sebagaimana jasmani jika dalam keadaan
sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, demikian pula
qalbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan
keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan mempan padanya nasehat.
Barangsiapa hendak mensucikan qalbunya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.
Karena qalbu yang tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Allah
subhanahu wa ta’ala, sekadar tergantungnya jiwa dengan hawa nafsunya.
Banyak orang menyibukkan qalbu dengan gemerlapnya dunia. Seandainya
mereka sibukkan dengan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala dan negeri
akhirat tentu qalbunya akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah
dan ayat-ayat-Nya yang nampak ini, dan ia pun akan menuai hikmah-hikmah
yang langka dan faedah-faedah yang indah. Jika qalbu disuapi dengan
berdzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan,
ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.
Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta
memeganginya akan masuk dalam golongannya. Kecuali jika mereka
menghidupkan qalbu dan mematikan hawa nafsunya.
Adapun mereka yang membunuh qalbunya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya.
Rapuhnya qalbu adalah karena lalai dan merasa aman, sedang makmurnya
qalbu karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan dzikir. Maka
jika sebuah qalbu merasa zuhud dari hidangan-hidangan dunia, dia akan
duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebaliknya jika ia ridha
dengan hidangan-hidangan dunia, ia akan terlewatkan dari hidangan
akhirat.
Kerinduan bertemu Allah subhanahu wa ta’ala
adalah angin semilir yang menerpa qalbu, membuatnya sejuk dengan
menjauhi gemerlapnya dunia. Siapapun yang menempatkan qalbunya disisi
Rabb-nya, ia akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yang
melepaskan qalbunya di antara manusia, ia akan semakin gundah gulana.
Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam qalbu
yang mencintai dunia kecuali seperti masuknya unta ke lubang jarum
(sesuatu yang sangat mustahil).
Jika Allah subhanahu wa
ta’ala cinta kepada seorang hamba, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan
memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmat-Nya,
dan Ia akan memilihnya di antara hamba-hamba-Nya, sehingga hamba itu pun
akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah. Lisannya senantiasa
basah dengan berdzikir kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk
berkhidmat kepada-Nya.
Qalbu bisa sakit sebagaimana
sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat. Qalbu pun
bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan
berdzikir. Qalbu bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian
keindahannya adalah taqwa. Qalbu pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana
badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa
ta’ala, cinta, tawakkal, bertaubat dan berkhidmat untuk-Nya.
☆ Semoga Bermanfaat ☆
ღ•Sahabat Saudaraku fillah..Silakan di Tag/Share semua Untuk Umat dan
Syiar Islam,,Bantu Tag Sahabat-sahabat yang lain…. Jazzakumullahu
khayran wa Barakallahu fiikum.☆ Bismillahirrahmanirrahiim ☆
☆ Qalbu Mengeras Karena Jauh Dari Allah ☆
Assalamu'allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.....
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berdzikir kepada
Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (Az-Zumar: 22)
Sahabat Saudaraku Fillah
Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba
selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta’ala.
An-Naar (neraka) adalah diciptakan untuk melunakkan qalbu yang keras.
Qalbu yang paling jauh dari Allah adalah qalbu yang keras, dan jika
qalbu sudah keras mata pun terasa gersang. Qalbu yang keras ditimbulkan
oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: makan, tidur, bicara,
dan pergaulan.
Sebagaimana jasmani jika dalam keadaan
sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, demikian pula
qalbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan
keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan mempan padanya nasehat.
Barangsiapa hendak mensucikan qalbunya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.
Karena qalbu yang tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Allah
subhanahu wa ta’ala, sekadar tergantungnya jiwa dengan hawa nafsunya.
Banyak orang menyibukkan qalbu dengan gemerlapnya dunia. Seandainya
mereka sibukkan dengan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala dan negeri
akhirat tentu qalbunya akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah
dan ayat-ayat-Nya yang nampak ini, dan ia pun akan menuai hikmah-hikmah
yang langka dan faedah-faedah yang indah. Jika qalbu disuapi dengan
berdzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan,
ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.
Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta
memeganginya akan masuk dalam golongannya. Kecuali jika mereka
menghidupkan qalbu dan mematikan hawa nafsunya.
Adapun mereka yang membunuh qalbunya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya.
Rapuhnya qalbu adalah karena lalai dan merasa aman, sedang makmurnya
qalbu karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan dzikir. Maka
jika sebuah qalbu merasa zuhud dari hidangan-hidangan dunia, dia akan
duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebaliknya jika ia ridha
dengan hidangan-hidangan dunia, ia akan terlewatkan dari hidangan
akhirat.
Kerinduan bertemu Allah subhanahu wa ta’ala
adalah angin semilir yang menerpa qalbu, membuatnya sejuk dengan
menjauhi gemerlapnya dunia. Siapapun yang menempatkan qalbunya disisi
Rabb-nya, ia akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yang
melepaskan qalbunya di antara manusia, ia akan semakin gundah gulana.
Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam qalbu
yang mencintai dunia kecuali seperti masuknya unta ke lubang jarum
(sesuatu yang sangat mustahil).
Jika Allah subhanahu wa
ta’ala cinta kepada seorang hamba, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan
memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmat-Nya,
dan Ia akan memilihnya di antara hamba-hamba-Nya, sehingga hamba itu pun
akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah. Lisannya senantiasa
basah dengan berdzikir kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk
berkhidmat kepada-Nya.
Qalbu bisa sakit sebagaimana
sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat. Qalbu pun
bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan
berdzikir. Qalbu bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian
keindahannya adalah taqwa. Qalbu pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana
badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa
ta’ala, cinta, tawakkal, bertaubat dan berkhidmat untuk-Nya.
☆ Semoga Bermanfaat ☆
ღ•Sahabat Saudaraku fillah..Silakan di Tag/Share semua Untuk Umat dan
Syiar Islam,,Bantu Tag Sahabat-sahabat yang lain…. Jazzakumullahu
khayran wa Barakallahu fiikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar