Jumat, 10 Oktober 2014

Tolong Aku Ibu, Ayah

yang aku rasakan ini rumah keluarga ku dmana aku dibesarkan dg orang tua ku, tapi sekarang aku merasakan bagai orang asing disini, bukan lagi rumah yang ku kenal dulu, yang damai yang penuh dg cerita indah meski penuh luka namun tak sesakit ini. aku layaknya dipenjara tak bisa melakukan apa" yang aku inginkan, aku dibatasi dg wajah masam kedua orang tuaku, tak ada lagi senyum ramah atau sekedar gurauan sdikit dibibirnya. Dia ibu dan ayahku tapi aku tak melihat sosok ibu dan ayah berdiri didepanku. Aku hanya melihat sosok suram wajah masam mereka bukan orang tuaku atau mungkin inilah wujud asli dari orang tua yang slalu menuntut balas atas smua yg ia berikan pada anak"nya, apa ini orang tua yg slalu ingin di no 1 kan oleh anak"nya, apa ini orang tua yang meminta dicukupi materinya oleh anak"nya?. aku bertanya" apa semua ini hanya aku dan saudara" ku yg merasakannya? atau masih banyak orang tua" spt ini diluar sana atau mungkin lebih tajam dr sayatan pisau yg ku rasakan sekarg?. Aku yg hanya lahir dg kelemahan punya hak apa untk hdup senang. aku hanya sebiji buah yang tlah terjatuh jauh dr pohonnya yang sudah tak diakuinya lagi. aku yang hanya akan hdup dg pengasingan ini jika tidak aku harus pergi. ini bukan rumah ku bukan orang tuaku. aku harus pergi dg menyimpan smua sakit dihati dan dendam yg ada digenggaman. ingat lah walau hanya sebiji buah dia bisa tumbuh menghasilkan pohon yg bercabang dan menghasilkan banyak buah. sementara pohon yg sdah tak menganggapnya hanya akan rapuh dimakan usia, jatuh dan tak akan berguna. aku kami memang hanya seorang anak kami tak akan lupa dengan ikatan yg dimana anak mempunyai hutang budi pada orang tuanya. tapi kami juga bukan budak ibu, ayah kami punya cita" untk membahagiakan kalian, kami hanya butuh do'a dan dukungan kalian. jangan seperti ini karna kami gagal lalu kami kalian campakkan. kami butuh waktu untuk sukses, kami butuh do'a dan dukungan itu, berikanlah hak it pada kami karna kami tak pernah lupa ini janji seorang anak. tolonglah aku anak mu dari siksaan dihati ini. jangan kau pandang aku dg sebelah mata, dg wajah masam, dg wajah mengecewakan. bantu aku berdiri ibu seperti dulu saat aku msih belajar berjalan, saat aku terjatuh kau ulurkan tanganmu untuk mendukungku. bantu aku ayah seperti dulu saat aku menangis karna jatuh kau ulurkan tanganmu dan mengajariku cara berjalan dg senyum penuh kasih sayang. tapi sekarang dimana senyum it ibu ayah? sekarang anakmu ini benar" jatuh dalam keterpurukan. Jangan biarkan anakmu mencoba membangun dendam karna kekecewaan, jangan kau biarkan aku mencoba jadi anak durhaka ibu, jangan... :'(

Selasa, 07 Oktober 2014

Cerita ku

aku dilahirkan dari orang tua yg begitu gila harta. Sementara hidupku hanya terombang ambing dalam kegelisahan. Masa depan hanya akan jadi kebingungan sampai kapan pun. aku tak tau arah harus bagaimana menjalani takdir ku, di usiaku yg sdah 20 th aku masih blum punya jalan untk sebuah keputusan. lulus Aliyah aku ingin sekali kuliah tp blum apa" keinginan it harus ku kubur dalam". tak mungkin dan mungkin aku tak kan pernah bisa untk merasakan bangku kuliah. tak apa aku tak begitu bersedih pandanganku untk sukses tak harus menunggu lulus kuliah kan? Aku tau semua manusia memiliki kesempatan yg sama hanya usaha yg berbeda. aku bkan dari keluarga atas yg beruang penuh kemewahan, aku harus sadar it hdup dikeluarga pas pasan yg smua serba menuntut, ibu seorang yg melahirkan ku juga 4 kakak dan 5 adik ku, bkan salahnya jika gila dg harta. org mana yg tak punya rasa ingin kaya? hanya saja kadar rasa it yg menentukan. Ibu ku mungkin memiliki kadar yg lebih bnyak dr org biasa. Sejak kecil smua anak" nya sdah diajar keras untk bekerja. iya sejak kecil anak"nya trmasuk aku sdah merasakan cri kayu bakar, kecuali adik ku yg pling kecil tp nasibnya jg tak begitu baik. Dia terlahir dg keadaan tak normal, dlm bicara juga brjalan dan sdikit kaku untk tangan kanannya. aku tak tau bagaimana masa depannya kelak tp aku yakin Allah punya rencana tersendiri. sementara 2 adik ku tak melanjutkan sekolah brhenti hanya sampai SMP tp mereka lbh beruntg dibanding aku stidaknya mreka tak bingung cri kerja spt ak sekarang. memang kerjaan mereka hanya kuli batu bata tp mereka slalu megang uang dibanding aku yg msih bingung cri uang. Hdup memang tak tentu smua tergantung keberuntungan juga pengalaman. kita tak bisa memilih dmana jalan kita tp kita harus mencarinya. Aku yg terlahir dg smua kekurangan ku, aku tak mengerti untk mengambil keputusan ditambah ibu ku yg hampir tiap hari tak bisa diam, trus menekan ku untk sgera kerja. aku tau seorg anak memiliki banyak hutang pada org tuanya yg tak kan pernah bisa ditebus. Aku harus bgaimana, smentara msh blum ada panggilan untk ku kerja, ak nglamar tp jg blum ad panggilan. kadang ku geram dg smua yg menimpa ku. aku benci dg takdir hidup ku yg tak jelas. tp ak sadar ak dilahirkan untk terus berjuang. menikmati hdup walau dg sdikit kepuasan. aku harus bisa meski ak takut salah. Allah akan berikan yg terbaik bukan??